Ini tentang sahabatku. Sahabatku waktu masa SMP..
Aku mengenalnya pertama kali di bangku SD. Kami satu kelas. Tapi tidak terlalu dekat sampai aku lulus SD. Ternyata sewaktu SMP, aku kembali sekelas dengannya. Senang rasanya karena aku langsung bisa akrab.
Suatu hari, tiba-tiba dia menghindar. Aku tidak tahu alasannya. Hanya saja, sepertinya dia membenciku karena aku dekat dengan cowok yang dia sukai. Ya kebetulan, kami menyukai cowok yang sama pada saat itu. Menyesal? Ya, tentu saja aku menyesal. Aku ingin mengatakan maaf. Tapi aku takut ia tidak mau memaafkanku. Akhirnya kata maaf itu hanya tersimpan dalam hatiku saja. Suatu hari, hari Selasa selesai pelajaran olah raga. Ya aku ingat. Ia menyapaku untuk pertama kalinya. Ya Allah lega rasanya. Waktu itu, aku mengetahui dia sudah berpacaran dengan teman satu sekolahku. Cowok yang aku taksir. Tapi aku sadar diri. Dia lebih cantik daripada aku. Pelan-pelan aku membuang perasaan itu. Suatu hari, tiba-tiba mereka berdua putus. Sebagai teman, aku berusaha untuk menenangkannya dan mengembalikan situasi. Tapi ternyata aku gagal. Beberapa minggu kemudian, ia mendapat kabar bahwa cowok itu berpacaran dengan salah satu sahabatnya. Saat itu, aku bisa melihat kekecewaannya. Aku hanya bisa berkata "sabar.." tanpa aku tahu aku harus bagaimana. Pada akhirnya hubungan mereka kembali seperti sediakala dan aku juga mulai dekat dengan sahabatnya yang lain.
Sewaktu kelas dua, aku kembali sekelas dengannya. Dan saat itu, aku mulai bercerita sedikit bahwa aku menyukai salah seorang teman sekelasku. Dan dia langsung bisa menebak siapa yang aku maksud. Waktu itu, aku ingat ia berpacaran dengan salah seorang anak kelasku yang juga dekat dengan cowok yang taksir. Tetap saja aku tidak berani untuk PDKT. Sayangnya hubungan mereka tidak berlangsung lama. Pertengahan semester ganjil, aku kembali dekat dengan salah seorang mantanku. Sahabatku ternyata juga menyukai mantanku ini. Pada saat itu, aku bertanya pada mantanku tentang perasaannya pada sahabatku dan bagaimana kelanjutan hubunganku dengannya. Beberapa hari kemudian, sahabatku mengatakan ia jadian dengan mantanku. Aku hanya bisa diam. Dan jujur aku sungguh memaksakan senyumku. Demi sahabatku. Aku tidak ingin menunjukkan bahwa aku kecewa. Aku berusaha untuk ikhlas dan mengalah. Karena aku menyayanginya sama seperti aku menyayangi saudaraku sendiri :)